Bukan Sekadar Angka: Bagaimana KUR Bank Nagari Bisa Memakmurkan Anak Nagari

Di setiap sudut Ranah Minang, semangat berusaha tak pernah padam. Dari lapak kecil di pasar tradisional hingga bengkel rumahan yang sederhana, denyut ekonomi mikro menjadi tulang punggung kehidupan. Mereka adalah anak nagari, para pejuang UMKM yang dengan gigih mengukir masa depan. Di tengah perjuangan itu, hadirnya Bank Nagari dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) seharusnya menjadi oase. Sebuah harapan akan akses permodalan yang bisa mempercepat mimpi-mimpi mereka menjadi nyata.

Tujuan KUR sendiri mulia: menjembatani kesenjangan permodalan bagi UMKM produktif yang mungkin belum punya agunan mumpuni. Tujuannya jelas, untuk memacu roda ekonomi, meningkatkan daya saing, dan yang terpenting, menciptakan lapangan kerja. Namun, kenyataan di lapangan seringkali tak seindah bayangan. Banyak di antara anak nagari ini, yang notabene adalah masyarakat kecil, masih terbentur tembok birokrasi saat ingin mengakses dana KUR.

Jeritan di Balik Persyaratan

"Usaha minimal, izin usaha, dan seabrek syarat lainnya," keluh seorang ibu pemilik kedai lontong di Padang. "Bagaimana kami bisa punya usaha 6 bulan kalau modal awalnya saja sulit didapat? Urus izin juga tak semudah membalik telapak tangan bagi kami yang buta administrasi."

Inilah ironi yang sering terjadi. Persyaratan yang ada, meskipun mungkin disusun untuk memastikan kelayakan dan mengurangi risiko bagi bank, justru menjadi bumerang bagi mereka yang paling membutuhkan. Seolah-olah, pintu harapan itu terbuka, namun kuncinya terlalu rumit bagi tangan-tangan yang sudah lelah berjuang. Ini jelas menunjukkan kurangnya keberpihakan pada masyarakat kalangan bawah. Mereka yang butuh tambahan modal untuk membesarkan usaha kecilnya, terpaksa gigit jari.

Menembus Batasan: Mencari Solusi Bersama

Maka, sudah saatnya kita melihat ini bukan hanya sebagai masalah, melainkan sebagai tantangan yang harus dipecahkan bersama. Bank Nagari, sebagai bank kebanggaan Sumatera Barat, memegang peran kunci untuk menjadi jembatan, bukan tembok pembatas.

 * Pendampingan Holistik, Bukan Sekadar Persyaratan:

   Bayangkan jika Bank Nagari menyediakan pendampingan intensif bagi calon peminjam. Tak hanya sekadar memeriksa berkas, tetapi juga membantu mereka menyusun rencana usaha sederhana, bahkan memfasilitasi pengurusan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) yang kini bisa lebih mudah lewat sistem OSS. Ini bukan hanya tentang memberi pinjaman, tapi membimbing mereka tumbuh. Memberikan literasi keuangan dasar agar mereka tak hanya mendapatkan modal, tapi juga tahu cara mengelolanya.

 * Skema Fleksibel untuk Para Perintis:

   Mungkin sudah saatnya Bank Nagari mempertimbangkan skema KUR Super Mikro dengan plafon yang lebih kecil dan persyaratan yang lebih luwes untuk usaha yang baru merintis. Atau, melihat alternatif jaminan yang lebih dari sekadar agunan fisik—misalnya, rekam jejak karakter peminjam atau jaminan dari kelompok usaha. Ini tentang kepercayaan, tentang melihat potensi di balik keterbatasan.

 * Gotong Royong dalam Ekosistem UMKM:

   Bank Nagari bisa merajut kolaborasi yang lebih erat dengan Dinas Koperasi dan UKM, serta komunitas lokal seperti koperasi atau kelompok tani. Mereka adalah garda terdepan yang paling tahu siapa saja anak nagari yang memiliki potensi besar. Memanfaatkan data dan informasi dari pemerintah nagari atau desa akan sangat membantu dalam mengidentifikasi dan merekomendasikan UMKM yang layak dibantu.

 * Digitalisasi, Memangkas Birokrasi:

   Di era serba digital ini, proses pengajuan KUR juga harus beradaptasi. Memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pengajuan, mengurangi tumpukan berkas, dan mempercepat proses persetujuan akan sangat membantu. Memangkas birokrasi adalah langkah awal untuk membuka pintu lebih lebar.

Bank Nagari punya kekuatan besar untuk menjadi lokomotif penggerak ekonomi di Sumatera Barat. Dengan lebih berpihak pada anak nagari, membuka akses KUR dengan persyaratan yang lebih adaptif dan humanis, serta memberikan pendampingan yang berarti, maka tujuan mulia KUR akan benar-benar terwujud. Bukan sekadar angka penyaluran, tapi kisah sukses ribuan anak nagari yang mampu bangkit dan sejahtera berkat uluran tangan Bank Nagari.

Padang, 12 Juni 2025

Penulis: Andarizal, Pendiri KJI "Kolaborasi Jurnalis Indonesia"


Topik Terkait

Baca Juga :