SILICONE RUBBER RTV-00A : TEROBOSAN TERBARU DALAM OPTIMALISASI RADIOTERAPI
Oleh : Rafiqatil Ummi
Mahasiswi Departemen Fisika Universitas Andalas
Kasus kanker di Indonesia hingga tahun 2023 terus mengalami peningkatan yang menyebabkan angka kematian semakin bertambah. Menanggapi permasalahan ini, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan Republik Indonesia terus berupaya memerangi penyakit kanker dengan berbagai strategi, mulai dari memperkuat deteksi dini hingga pengobatan pasien kanker berbagai tingkatan stadium.
Pengembangan teknologi di bidang kesehatan turut membersamai peningkatan kasus kanker. Salah satu metode pengobatan kanker yang efektif saat ini adalah terapi radiasi atau Radioterapi menggunakan Linear Accelerator (LINAC). Metode ini memanfaatkan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker dan meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat. Namun pengobatan kanker pada permukaan kulit menggunakan LINAC masih belum dapat memberikan dosis yang maksimal dikarenakan adanya efek skin sparing Oleh karena itu, dibutuhkan media yang dapat menunjang optimalisasi pengobatan kanker pada permukaan kulit yang disebut bolus. Penggunaan bolus dalam radioterapi dapat meningkatkan dosis yang diterima area permukaan kulit, mengurangi daya tembus berkas radiasi, dan meratakan permukaan tubuh pasien agar mendapatkan distribusi dosis permukaan yang seragam.
Bolus radioterapi ideal memiliki densitas yang setara dengan jaringan tubuh manusia. Ketebalan lapisan seragam dan mampu menyesuaikan dengan kontur tubuh pasien. Berbagai bahan telah digunakan untuk membuat bolus, seperti parafin granules, elasto-gel pad, thermoplastic sheets, polypropylene, dan rayon cloth, namun ketersediaan bahan-bahan ini masih terbatas di Indonesia. Bahan Bolus yang sering digunakan di Indonesia adalah plastisin, termasuk di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas. Namun, bolus berbahan plastisin memiliki beberapa kekurangan, seperti struktur yang agak kaku, tidak dapat digunakan berulang kali karena mudah mengeras pada suhu ruang, dan sulit kembali ke bentuk awal setelah ditekan. Kekurangan ini mengurangi efektivitas penggunaan bolus, terutama dalam konsistensi dosis serapnya.
Salah satu bahan alternatif yang mudah ditemukan di Indonesia untuk digunakan seabagai bolus dalah Silicone Rubber (SR). SR memiliki beberapa keunggulan sepertie lastisitas yang sangat baik, ketahanan panas, sifat anti air (hydrophobicity) dan sifat dielektrik yang tinggi. SR memiliki banyak varian, diantaranya RTV-52, RTV-48, RTV-5, dan RTV-00A, yang merupakan varian baru. Penelitian Chantika, dkk (2022) menunjukkan bahwa nilai Relative Electron Density (RED) bolus berbahan SR RTV-52 lebih konsisten dibandingkan bolus berbahan plastisin.
Pembuatan dan pengujian karakteristik dosimetri bolus berbahan SR jenis terbaru, RTV-00A, menunjukkan hasil yang baik. Bolus ini dibuat dalam empat variasi ketebalan yaitu 0,5 cm, 1,0 cm, 1,5 cm, dan 2,0 cm. Secara fisik, bolus ini bersifat lentur, lembut, menempel dengan baik pada kulit dan memiliki nilai RED rata-rata sebesar 1,119 ± 0,034, yang artinya bolus memiliki karakteristik yang relatif homogen.
Hasil uji dosimetri bolus juga menunjukkan hasil yang baik, Penurunan dosis serap dan faktor transmisi pada kedalaman referensi (1,4 cm untuk energi 6 MeV dan 2,2 cm untuk energi 9 MeV) terjadi seiring dengan peningkatan ketebalan bolus dan mengalami kenaikan dengan pertambahan energi. Selain itu, nilai koefisien atenuasi massa dan PSD meningkat dengan bertambahnya ketebalan bolus dan energi.
Secara keseluruhan, bolus SR RTV-00A hasil sintesis menunjukkan potensi yang baik sebagai bolus alternatif dalam radioterapi menggunakan penyinaran berkas elektron. Untuk penggunaannya dalam praktik klinis, bolus ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pengembangan teknologi atau sarana dan prasarana dalam bidang Kesehatan, seperti bolus, diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengobati penyakit kanker secara efektif dan efisien serta diharapkan dapat menekan angka kematian akibat kanker.