"Jalur Berliku KUR di Padang: Menyingkap Rahasia 'Scoring' dan 'Rating' Penentu Pinjaman Usaha"
PADANG - 10 JUNI 2025 - Denyut nadi usaha kecil dan menengah seringkali bergantung pada akses permodalan. Salah satu jalur utama yang diandalkan adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun, di balik kemudahan akses yang dijanjikan, tersimpan sebuah proses seleksi yang ketat, tak ubahnya saringan halus yang memastikan hanya mereka yang benar-benar layak yang bisa loloslolos, scoring dan rating.
Di Balik Pintu Bank: Proses Seleksi KUR yang Tak Terlihat
Bagi pelaku usaha katakanlah di Padang, cerita tentang pengajuan KUR kerap kali dimulai dengan setumpuk berkas, Kartu Keluarga, KTP suami-istri, usaha tetap, hingga nomor telepon yang harus ditinggalkan agar petugas bank bisa menghubungi. Setelah semua dokumen diserahkan kepada petugas bank yang berwenang menangani KUR, barulah proses seleksi sesungguhnya dimulai.
Seorang pengusaha kuliner pernah bercerita tentang penantian cemasnya setelah melengkapi semua persyaratan. "Rasanya deg-degan sekali. Setelah berkas saya kasih, cuma bisa berharap telepon dari bank," ujarnya. Penantian itu bukan tanpa alasan, karena di balik layar, bank sedang melakukan dua tahap krusial, scoring dan rating.
Membedah "Scoring" dan "Rating": Penentu Nasib Pinjaman
Dalam konteks peminjaman dana KUR, scoring adalah sistem penilaian kredit yang digunakan oleh bank. Ini adalah sebuah "mesin" analisis data yang meninjau riwayat kredit calon peminjam, kemampuan mereka untuk melunasi pinjaman, dan berbagai faktor relevan lainnya. Bayangkan ini sebagai sebuah "rapor" keuangan, di mana setiap poin dicatat dan dianalisis untuk melihat seberapa "sehat" keuangan peminjam.
Sementara itu, rating adalah hasil dari penilaian scoring tersebut. Jika scoring adalah prosesnya, rating adalah nilainya. Biasanya, rating ini disajikan dalam skala tertentu, misalnya 1 hingga 5, di mana skor rendah (seperti 1) menunjukkan risiko rendah, sementara skor tinggi (seperti 5) mengindikasikan risiko yang lebih tinggi. "Rating itu semacam rangkuman akhir," jelas seorang petugas KUR dari salah satu bank swasta di Padang. "Dari sini, kita bisa tahu seberapa besar potensi peminjam untuk lancar membayar."
Mengapa Scoring dan Rating Menjadi Kunci Penting?
Pentingnya scoring dan rating dalam KUR tidak bisa dipandang sebelah mata. Bagi lembaga keuangan, dua proses ini ibarat kompas yang memandu mereka dalam menentukan apakah seorang peminjam layak mendapatkan KUR. Ini juga menjadi benteng pertahanan pertama untuk mengurangi risiko kredit macet, sebuah momok yang selalu menghantui sektor perbankan.
Lebih dari itu, sistem ini mempercepat proses pengambilan keputusan. Bayangkan jika setiap pengajuan harus melalui penilaian manual yang panjang, antrean pengajuan KUR akan semakin mengular. Dengan adanya scoring dan rating, bank bisa lebih efisien dalam memproses permohonan. Tak hanya bagi bank, proses ini juga memberikan informasi kepada peminjam tentang bagaimana mereka dinilai—meski terkadang informasinya tidak disampaikan secara langsung dan mendetail.
Dampak Skor Kredit: Antara Jalan Lapang dan Jurang Terjal
Penerapan scoring dan rating ini memiliki konsekuensi langsung bagi calon peminjam. Skor kredit yang baik ibarat tiket emas. Peminjam akan jauh lebih mudah mendapatkan persetujuan pinjaman dan bahkan berkesempatan mendapatkan suku bunga yang lebih rendah. Sebaliknya, skor kredit yang buruk bisa menjadi rintangan besar. Peminjam mungkin akan kesulitan mendapatkan KUR atau harus menerima suku bunga yang lebih tinggi, mencerminkan risiko yang dianggap lebih besar oleh bank.
Sebagai contoh, Bank A di Padang menggunakan skor kredit sebagai penentu utama kelayakan peminjam KUR. Seorang pengusaha UMKM yang secara konsisten membayar cicilan sebelumnya tepat waktu dan memiliki catatan keuangan rapi akan mendapatkan skor tinggi. Hasilnya, pengajuannya cepat disetujui dengan suku bunga kompetitif. Namun, bagi pengusaha lain yang mungkin pernah menunggak pembayaran atau memiliki riwayat kredit yang kurang baik, jalan menuju KUR bisa menjadi lebih terjal, bahkan mungkin berakhir buntu.
Dengan demikian, di balik janji kemudahan akses permodalan KUR, terdapat sebuah mekanisme seleksi yang cermat. Memahami seluk-beluk scoring dan rating menjadi krusial bagi para pelaku usaha yang ingin mengembangkan usahanya melalui jalur ini. Kesiapan finansial dan catatan kredit yang bersih adalah modal utama yang tak kalah penting dari berkas-berkas fisik yang diajukan.
Penulis: Andarizal